Keberadaan Jalan Tol di Provinsi Sumatera Barat
Senin, 04 Agustus 2025 | 11:54
11 ViewersKeberatan jalan Tol di Provinsi Sumatera Barat
oleh Medi Iswandi, ST. MM. - Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat
Pendahuluan
Sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FE-UI) tentang Dampak Pembangunan Infrastruktur Transportasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi, menunjukkan hasil yang menarik. Hasil studi ini menyatakan bahwa kenaikan stok jalan sebesar 1% akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8%.
Jika kita melihat Keberadaan Jalan Tol pada bangsa lain, Jalan (tol) memang menjadi salah satu kunci keberhasilan Eropa dan China dalam memacu ekonominya sekaligus memeratakan pembangunan dan memajukan daerah-daerah terpencilnya. Jalan tol membuat Eropa dan China bisa mengeksploitasi kemampuan ekonomi daerah sehingga menopang negeri itu menjadi raksasa ekonomi dunia. Malaysia yang wilayahnya lebih sempit dari Indonesia saja mempunyai rasio panjang jalan tol 3.008 km per satu juta penduduk, sementara Indonesia hanya 126 km per satu juta penduduk. Angka ini semakin jauh jika dibandingkan dengan rasio jalan tol di Jepang yang 9.422 km per satu juta penduduk. Wilayah Indonesia mencapai 1,9 juta km persegi dengan penduduk 260 juta orang, padahal wilayah Malaysia hanya 329,8 ribu km persegi dengan penduduk 28,3 juta jiwa. Kemungkinan akses jalan inilah yang membuat kesenjangan antar daerah di Indonesia lebih lebar dibandingkan Malaysia.
Untuk itu disamping pembangunan Jalan Tol Padang Pekan Baru, Ide atau gagasan yang sudah ditindak lanjuti oleh Gubernur Sumbar dalam bentuk MOU antara Provinsi Sumbar dan Provinsi Riau untuk mendorong pemerintah pusat membangun Jalan Tol Rengat – Dharmasraya juga merupakan suatu hal yang sangat baik, tentunya ide ini dilanjutkan sampai ke Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Padang. Hal ini tentunya akan semakin memudahkan akses jalan menuju pelabuhan teluk bayur dari arah timur dan sekaligus membuka potensi ekonomi baru pada kawasan timur Sumatera Barat tersebut (Dharmasraya, kab Solok dan Solok Selatan bahkan Pesisir Selatan). Pembangunan jalan Tol di kawasan ini kemungkinan lebih mudah dilaksanakan karena sebahagian besar hanya akan melewati lahan perkebunan atau HGU milik perusahaan yang akan jauh lebih mudah pembebasannya seperti pembebasan jalan tol Pekan Baru – Dumai yang juga melewati HGU, dari pada melakukan pembebasan lahan pada orang per orang masyarakat yang saat ini dilakukan pada jalan Tol Padang - Pekan-Baru.
Namun agak berbeda di Amerika Serikat, pembangunan jalan bebas hambatan antar negara bagian (Interstate Highways) bukanlah menjadi kunci utama perkembangan sektor perkotaan di Amerika Serikat. Jauh sebelum moda transportasi jalan raya berkembang, sistem perkeretaapian menjadi kunci perkembangan sektor perkotaan di Amerika Serikat, oleh sebab itu disamping akses jalan Tol, kita juga harus mendorong percepatan re-aktivasi Kereta Api Sumatera Barat, Jika dua sarana transportasi ini terwujud (Jalan Tol dan Kereta Api), insya Allah Sumatera Barat akan menjadi propinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik di masa depan.
Tol dan Pengembangan Ekonomi
Pembangunan Jalan Tol Padang - Pekan Baru yang merupakan salah satu Feeder dari Jaringan Terintegrasi Tol Sumatera akan meningkatkan pertumbuhan industrialisasi diberbagai sektor. Meningkatnya pertumbuhan industrialisasi karena lancarnya arus orang dan barang tentu akan meningkatkan transaksi ekonomi yang berujung kepada meningkatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera Barat.
Dalam hal ekonomi, keberadaan jalan Tol Padang – Pekan Baru ini akan meningkatkan pula beberapa hal berikut :
-
Dimasa pembangunan, kalau kita pakai ilustrasi buletin Khazanah Nasional (2006) pada saat pembangunan Jalan Tol Cipularang, sepanjang 58 km, yang menelan biaya sekitar 1,6 triliun rupiah dan 100% dikerjakan oleh tenaga lokal. Proyek pembangunan ini melibatkan lebih kurang 50 ribu tenaga kerja. Selain menyerap jumlah tenaga kerja yang banyak, pembangunan Jalan Tol Cipularang juga meningkatkan nilai konsumsi melalui penggunaan sekitar 500 ribu ton semen, 25 ribu ton besi beton, 1,5 juta m3 agregat, dan 500 ribu m3 pasir. Kita dapat bayangkan, pembangunan jalan Tol Padang - Pekan baru dengan skala lebih besar, dalam masa pembangunannya saja sudah memberi gambaran dampak ekonomi yang sangat besar.
-
Setelah pembangunan selesai, arus barang lebih lancar maka bahan baku (pertanian, perkebunan, hasil industri dan tambang) dan lain-lain yang diangkut dari lokasi ekploitasinya meningkat, demikian juga hasil produksi yang diangkut ke konsumen meningkat dan ini tentu akan meningkatkan transaksi ekonomi.
-
Perluasan wilayah produksi sumber bahan baku dan wilayah pemasaran hasil produksi karena akses lebih mudah dan murah juga akan akan meningkatkan transaksi ekonomi.
-
Sarana transportasi yang lancar akan meningkatkan mobilitas orang dan barang tentu meningkatkan berbagai sektor seperti pariwisata, perdagangan, pertanian, pertambangan, jasa dan sektor lainya.
-
Teluk Bayur yang berada di Pantai Barat Sumatera dan langsung berhadapan dengan India, Jazirah Arab dan Afrika yang saat ini sedang berkembang ekonominya dan membutuhkan bahan pertanian, perkebunan dan pertambangan dari Indonesia akan berkembang menjadi Pelabuhan Besar, karena hasil bumi (pertanian, perkebunan, pertambangan dan industri lainnya) yang berada di wilayah timur sumatera, akan lebih mudah diekspor melalui pelabuhan Teluk Bayur yang berada di pantai barat, dari pada pelabuhan yang ada di bagian timur karena harus melewati selat malaka atau selat sunda terlebih dahulu.
-
Meningkatnya arus barang tentunya akan meningkatkan secara signifikan volume ekspor yang berujung penambahan devisa negara serta khususnya meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat.
-
Point-point diatas akan membuat daya saing propinsi Sumatera Barat meningkat, investasi di sumatera barat akan semakin menarik dan tentunya membuka lapangan kerja bagi masyarakat sumbar.
Dapat kita bayangkan Jika Tol Padang - Pekan Baru yang merupakan jaringan Tol terintegrasi dengan Jaringan Tol Sumatera ini semakin lama terhalang pengerjaannya, maka Sumatera Barat seperti berada di sebuah pulau terpencil tanpa akses ke jalur transportasi utama, yang tentunya mengakibatkan kita akan tertinggal jauh dari Provinsi-provinsi lain di seluruh sumatera.
Kemudahan akses transportasi ke Teluk Bayur ini harus segera disikapi oleh Pelindo sebagai pengelola Pelabuhan Teluk Bayur, jika saat ini saja waktu tunggu bongkar muat kapal bahkan mencapai 4 hari dengan ukuran kapal yang bisa sandar masih ukuran menengah, Pelindo harus segera melakukan perluasan pelabuhan untuk menampung semua aktivitas ekspor-impor yang akan semakin tinggi aktivitasnya jika akses jalan menuju pelabuhan ini semakin terbuka, baik dari arah utaranya maupun dari arah timur.
Dampak positif lainnya adalah, dengan adanya jalan tol maka lokasi-lokasi dekat pintu keluar - masuk jalan tol akan berkembang cepat sebagai kawasan perumahan, bisnis, industri, perdagangan, jasa keuangan, perbankan dan sebagainya. Banyak bukti yang menunjukkan jalan tol turut memajukan ekonomi daerah dan mempersibuk kegiatan bisnis, terbukanya lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas ekonomi rakyat bahkan transaksi sosial. Seperti yang terjadi di Bandung pasca beroperasinya jalan tol Cipularang. Sebelum jalan tol ini beroperasi, di mana perjalanan tercepat dari Jakarta ke Bandung memerlukan waktu 4 jam, Bandung belumlah semetropolis sekarang. Tetapi sekarang kota ini menjadi lebih sibuk, lebih banyak gedung menjulang, dan dikerumuni sentra-sentra bisnis seperti halnya Jakarta. Situasi yang sama juga terlihat di Madura, setelah jembatan tol Suramadu beroperasi. Ini membuktikan bahwa akses tol mampu mendongkrak ekonomi dengan baik.
Tol Dalam Mengatasi Bencana
Jalan tol memiliki berbagai fungsi penting ketika bencana terjadi di suatu wilayah. Berikut adalah beberapa fungsi utama jalan tol dalam situasi darurat atau bencana :
- Evakuasi Cepat : Jalan tol dapat digunakan sebagai jalur evakuasi yang cepat dan efisien untuk warga yang terdampak bencana. Dengan kondisi jalan yang biasanya lebih baik dan lebar, kendaraan dapat bergerak lebih cepat dibandingkan dengan jalan biasa, kita sudah beajar dari kondisi ketika terputusnya saat bersamaan jalan nasional padang-bukittinggi, padang-solok dan padang-sungai penuh.
- Akses untuk Tim Penyelamat : Tim SAR (Search and Rescue), ambulans, pemadam kebakaran, dan kendaraan darurat lainnya dapat menggunakan jalan tol untuk mencapai lokasi bencana dengan lebih cepat dan mudah.
- Distribusi Bantuan : Jalan tol memudahkan distribusi logistik dan bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat ke daerah yang terkena bencana. Ini penting untuk memastikan bantuan tiba tepat waktu dan dalam kondisi baik.
- Mobilisasi Pasukan dan Relawan : Jika diperlukan, jalan tol juga dapat digunakan untuk mobilisasi pasukan militer atau polisi yang mungkin dibutuhkan untuk menjaga keamanan atau membantu dalam operasi penyelamatan dan evakuasi.
- Pengurangan Kemacetan : Dalam situasi darurat, jalan tol dapat membantu mengurangi kemacetan di jalan-jalan utama lainnya dengan menyediakan jalur alternatif bagi kendaraan yang tidak terkait langsung dengan penanganan bencana.
- Informasi dan Komunikasi : Rest area atau fasilitas yang ada di sepanjang jalan tol dapat digunakan sebagai pos informasi dan komunikasi bagi warga yang mengungsi atau membutuhkan bantuan, serta sebagai titik koordinasi bagi petugas penanggulangan bencana.
- Tempat Pengungsian Sementara : Dalam beberapa kasus, area di sepanjang jalan tol atau rest area dapat digunakan sebagai tempat pengungsian sementara bagi warga yang kehilangan tempat tinggal atau yang menunggu evakuasi lebih lanjut.
- Solusi Atasi Bencana : Seperti pada kasus Jalan Tol Semarang-Demak, yang dirancang untuk menjadi solusi sementara banjir rob yang melanda wilayah tersebut. Jalan tol Padang – Pekanbaru dapat juga mengatasi kerawanan bencana mulai dari sicincin (banjir), lembah anai (tebing longsor,badan jalan terban dan air bah), pangkalan (tebing longsor tebing dan badan jalan terban)
- Pengelola jalan tol biasanya memiliki rencana darurat untuk memastikan jalan tol dapat dimanfaatkan secara maksimal selama terjadi bencana. Dengan adanya infrastruktur yang baik dan manajemen yang efektif, jalan tol menjadi aset yang sangat penting dalam penanggulangan bencana dan pemulihan wilayah terdampak.
Bagaimana Dengan Dampak Lainnya
Di samping sisi positifnya, dampak negatif yang menjadi sumber perdebatan dalam pembangunan jalan tol adalah penggunaan lahan yang kemungkinan berdampak pada tata ruang dan lahan pertanian. Kemudian pembangunan jalan tol juga akan membuka kawasan pemukiman dan industri baru yang secara langsung juga akan mengurangi luas lahan pertanian. Disamping kekuatiran lain akan berkurangnya aktivitas ekonomi pada ruas jalan eksisting saat ini karena berpindahnya aktivitas transportasi pada jalan Tol. Kita berharap semua dampak tersebut tentu sudah ada antisipasinya di dalam Dokumen Amdal pembangunan jalan tol tersebut.
Meningkatkan Pemerataan Pembangunan
Kondisi saat ini, ekonomi Sumatera Barat masih terpusat di Kota Padang dan jika dilihat frekwensi dan lokasi kejadian bencana sejak tahun 2022 maka dapat disimpulkan lebih 60% ekonomi Sumatera Barat tertumpu pada kabupaten dan kota yang juga mempunyai kerentanan tinggi terhadap bencana.
Pembangunan jalan tol padang – Pekan Baru ini akan diintegrasikan dengan rencana jalan arteri baik jalan propinsi maupun jalan kab/kota, dengan terintegrasinya jalan tol dan jalan arteri ini maka harga tanah pun menjadi tinggi, dan masyarakat mempunyai lebih banyak peluang ekonomi dan usaha di lingkungannya, kerentanan terhadap bencanapun dapat diturunkan kondisi risikonya. Pembangunan jalan tol Padang – Pekan Baru ini ataupun Rencana Pembangunan Jalan Tol Rengat – Dharmasraya – Solok Selatan – Padang kita harapkan juga bisa disinergikan dengan seluruh sistem agribisnis di sepanjang jalan tersebut. Dengan demikian pembangunan jalan tol justru akan mengangkat potensi sektor pertanian, perkebunan, pertenakan, pertambangan serta potensi lainnya di Nagari dan pedesaan sepanjang jalan baru tersebut. Rest area-rest area yang disiapkan oleh jalan tol ini yang juga berfungsi sebagai sarana perdagangan dan harus diutamakan untuk masyarakat yang terkena dampak langsung dari pembangunan jalan Tol ini, sehingga dampak negatif dari pembangunan ini dapat kita tekan seminimal mungkin.
Penutup
Lambatnya pembebasan lahan yang dialami saat ini lebih disebabkan kesimpang siuran informasi yang diterima oleh masyarakat yang dapat menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan kepada Pemerintah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat mengajak semua tokoh masyarakat, pemangku kepentingan mari kita jadikan masalah ini menjadi masalah ‘KITA’ bersama dan setiap kita dapat berkontribusi membantu memberikan penjelasan kepada masyarakat dengan terang benderang bagaimana manfaat yang akan di peroleh jika pembangunan jalan tol ini dapat dilaksanakan secara cepat.