KONREG PDRB-ISE SE SUMATERA DI BENGKULU TAHUN 2015

1,103 kali dilihat
Post Title

Pada tanggal 20-22 mei 2015 telah dilaksanakan acara Konsultasi Regional (Konreg) Produk Domestik Regional Bruto dan Informasi Sosial Ekonomi (PDRB-ISE) di Kota Bengkulu. Konreg PDRB-=ISE ini merupakan ajang diskusi pembangunan kewilayahan serta sinergitas pembangunan Nasional dan Daerah. Konreg ini bertempat di Grage Horizon Hotel Bengkulu, Jl. Pariwisata Pantai Panjang Nomor 1 bengkulu, dengan tema : Membangun Kedaulatan Pangan Berbasis Potensi Lokal dalam rangka Mewujudkan Ekonomi dan Menyongsong MEA 2016.

Peserta Konreg ini terdiri dari Bappeda, BPS dan Bank Indonesia se Sumatera, dengan narasumber yang berasal dari Bappenas, BPS RI, Bapak Prof. Dr. Bustanul Arifin, Rektor Universitas Bengkulu dan dari Bank Indonesia Pusat.

 

  1. Rapat dibuka secara resmi oleh Gubenur Bengkulu pada tanggal 20 Mei 2015 yang dihadiri oleh Kepala BPS RI dan seluruh peserta Konreg yang berasal dari Bappeda, BPS, Bank Indonesia. Selanjutnya sambutan kepala BPS RI yang intinya menyatakan bahwa :

 

  1. Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang lebih mandiri, kedaulatan pangan merupakan salah satu agenda prioritas pemerintah. Pada tingkat regional se-Sumatera, upaya pemerintah ini patut kita respon dengan antusias, karena dengan sumber daya pangan yang relatif unggul dibandingkan dengan regionlain, maka program kedaulatan pangan sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah Sumatera.

 

  1. Hasil tanaman pangan wilayah Sumatera seperti Padi dan Jagung ternyata mampu menyumbang lebih dari 20% produksi nasional pada tahun 2014, sementara Ubi Kayu mampu menyumbang 43,37%. Selain itu, Sumatera juga dilimpahi berbagai produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Sekitar 30% produksi buah-buahan nasional seperti Pisang dan Jeruk Siam (Keprok) berasal dari Sumatera, bahkan untuk komoditi Nenas, Sumatera mampu men supply lebih dari 60% produksi nasional. Begitu pula potensi sayur-sayuran seperti Kentang, Kubis dan Cabai yang rata-rata mampu mensupply sekitar 30% produksi nasional (tahun 2014).

 

  1. Ekspor beberapa komoditas perkebunan Indonesia ke luar negeri yang sudah diakui kualitasnya secara internasional, sebagian besar berasal dari wilayah Sumatera seperti Minyak Kelapa Sawit (CPO), Karet dan Kopi. Oleh karena itu kegiatan ekonomi utama untuk koridor Sumatera antara lain diarahkan pada dua produk yaitu Kelapa Sawit dan Karet. Sumbangan Sumatera terhadap produksi nasional pada tahun 2013 untuk Minyak Kelapa Sawit 68,9%, Karet 72,5% dan Kopi 71,3%.

 

  1. Dalam bidang peternakan, produksi daging kerbau Sumatera ditahun 2014 berperan menyumbang 46,9% terhadap produksi nasional sedangkan daging sapi 20,6%.  Perikanan Sumatera juga potensial untuk dikembangkan misalnya perikanan budidaya kolam, keramba dan jaring apung. Sampai dengan tahun 2013, perikanan budidaya tersebut mampu berkontribusi 37,9% - 49,7% terhadap produksi perikanan nasional.

 

  1. Berdasarkan potensi-potensi di atas, pertanian Sumatera memberikan prospek yang baik dalam mendukung program kedaulatan pangan. Kondisi ini tentunya harus dibarengi dengan dukungan berbagai kebijakan pangan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemberian insentif bagi produsen seperti ketersediaan benih dan pupuk dengan biaya terjangkau serta subsidi kredit usaha tani tanpa agunan bagi petani gurem dapat mendukung kestabilan produksi pertanian, sehingga mampu memenuhi permintaan domestik. Berikutnya, kebijakan peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pengembangan industri pengolahan. Pembangunan industri pengolahan dapat diarahkan pada pengolahan berbasis produk pertanian (agroindustri) asal Sumatera, bukan foot loose industry yang banyak tergantung pada bahan baku impor luar negeri. Pelaku ekonomi dengan skala menengah, kecil, dan mikro (UMKM) biasanya banyak terlibat di industri pangan ini sehingga pemberdayaan dan peningkatan kapasitas UMKM sekaligus menjadi upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

  1. Selain itu dukungan regulasi, informasi jalur distribusi, kepastian pemasaran serta infrastruktur mutlak diperlukan untuk menjembatani arus pergerakan barang dan jasa serta faktor produksi. Peran perdagangan antar wilayah menjadi sangat penting karena tidak seluruh provinsi dapat memenuhi kebutuhan pangan domestiknya. Harapannya, provinsi yang mengalami surplus produk pangan dapat secara efektif dan efisien memasarkannya ke provinsi yang defisit. Begitu pula tenaga kerja terampil dibidang pangan diharapkan bisa bergerak mengisi kesenjangan tenaga kerja terampil di suatu provinsi. Intinya, integrasi kegiatan ekonomi regional harus cukup kuat sebelum MEA diimplementasikan. Dukungan lain yang juga penting adalah perbaikan daya saing dalam arti penguasaan ilmu dan penggunaan teknologi pangan.

 

  1. Peningkatan kedaulatan pangan di Sumatera hanya akan terjadi bila terjalin kemitraan dan kerjasama seluruh stake holder baik Pemerintah, swasta, perguruan tinggi, serta seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, penyelenggaraan Konreg PDRB-ISE ini sangat tepat dalam rangka melihat berbagai aspek rencana dan capaian kedaulatan pangan kita, menuju perekonomian Sumatera yang lebih mandiri dan berdaya saing.

 

  1. Dari uraian di atas nampak bahwa pemilihan tema acara Konreg ini menunjukkan kecermatan, kepekaan, dan keberpihakan para pemangku kepentingan pada kondisi ekonomi regional se-Sumatera, di tengah dinamika perekonomian nasional maupun global.

 

  1. Perekonomian regional merupakan satu aspek penting dalam pembangunan nasional. Meningkatnya kemandirian dan daya saing ekonomi regional, selain menjadi tujuan dari pembangunan nasional, juga sebagai dasar guna medukung suksesnya peningkatan kemandirian dan daya saing ekonomi nasional.

 

  1. Sedangkan sambutan kepala Bappenas menggambarkan  bahwa secara garis besar perekonomian Sumatera dikontribusikan oleh sektor pertanian dan industri pengolahan yang memiliki kontribusi lebih sekitar 40 persen dari total perekonomian wilayah Sumatera. Pertumbuhan kedua sektor tersebut juga cenderung tumbuh positif dari tahun ke tahun. Potensi sumber daya alam tersebut, khususnya pertanian harus diarahkan untuk industri pengolahan dan kemudian lebih jauh mengembangkannya ke skala yang lebih besar.

 

  1. Jika dilihat dari kontribusi perekonomian wilayah, selama kurun hampir satu dasawarsa, kontribusi perekonomian Wilayah Sumatera terhadap nasional menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan di Provinsi di Sumatera juga menunjukkan pertumbuhan yang baik bila positif dan relatif tinggi, kecuali Provinsi Aceh dan Riau. Sedangkan dari sisi prioritas pengembangan industri, seluruh Provinsi di wilayah Sumatera memiliki potensi untuk dikembangkannya industri pangan yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan hampir di seluruh provinsi di wilayah Sumatera. Beberapa produk unggulan wilayah seperti kelapa sawit, karet serta beberapa produk perkebunan dan perikanan memiliki potensi untuk dikembangkan. Potensi-potensi yang telah disebutkan di atas tentunya dapat terwujud jika Sumatera memiliki kondisi makroekonomi dan sosioekonomi yang cukup baik.
  1. Materi dan narasumber selama acara Konreg PDRB adalah sebagai berikut :

 

  1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Regional Sumatera Berdasarkan Keunggulan Sektor Ekonomi Strategis Sebagai Upaya Menciptakan Produktivitas Rakyat Yang Tinggi dan Berdaya Saing Internasional oleh BAPPENAS RI
  2. Potensi Peningkatan Perdagangan Regional Dalam Negeri Sebagai Upaya Mewujdukan Kemandirian Ekonomi, Kualitas Hidup dan Produktivitas Tinggi Bago Rakyat Yang Berdaya Saing Internasional oleh BPS RI
  3. Kebijakan pembangunanpertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan daya saing wilayah dalam menyongsong pasar bebas ASEAN 2016 oleh Prof.Dr.Bustanul Arifin
  4. Peran Data Statistik sebagai media penyebaran informasi optimalisasi sumberdaya local dan keberlanjutan program ketahanan pangan nasional oleh Deputi BPS RI
  5. Kontribusi perguruan tinggi dalam pembangunan pertanian terpadu dan berkelanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan energy berbasis pertanian dan berdaya oleh Dr.Ridwan Nurazi (Rektor Universitas Bengkulu)
  6. Peranan moneter dalam stabilitas system keuangan untuk mendorong swasembada pangan oleh Bank Indonesia Pusat
  7. Program strategis penanggulangan kemiskinan dan pengembangan potensi local untuk mewujudkan kemandian ekonomi

 

  1. Kesimpulan dan Tindak Lanjut dari Konreg PDRB-ISE se Sumatera menetapkan hasil rumusan yang disepakati oleh Bappeda,BPS dan Bank Indonesia se Sumatera yang diketahui oleh Kepala BPS RI untuk ditindaklanjuti oleh 10 Provinsi se Sumatera. Menyepakati penetapan tuan rumah pelaksanaan Konreg PDRB-ISE se Sumatera pada tahun 2016 di Provinsi Riau dan tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau.